Kisah ini terjadi di Universitas ‘Ain Syams, fakultas pertanian
di Mesir. Sebuah kisah yang amat masyhur dan dieksposs oleh berbagai
media massa setempat dan sudah menjadi buah bibir orang-orang di sana.
Pada tahun 50-an masehi, di sebuah halaman salah satu fakultas di negara Arab (Mesir-red.,), berdiri seorang mahasiswa sembari memegang jamnya dan membelalakkan mata ke arahnya, lalu berteriak lantang, “Jika memang Allah ada, maka silahkan Dia mencabut nyawa saya satu jam dari sekarang!.”
Pada tahun 50-an masehi, di sebuah halaman salah satu fakultas di negara Arab (Mesir-red.,), berdiri seorang mahasiswa sembari memegang jamnya dan membelalakkan mata ke arahnya, lalu berteriak lantang, “Jika memang Allah ada, maka silahkan Dia mencabut nyawa saya satu jam dari sekarang!.”
Ini merupakan kejadian yang langka dan disaksikan oleh mayoritas
mahasiswa dan dosen di kampus tersebut. Menit demi menitpun berjalan
dengan cepat hingga tibalah menit keenampuluh alias satu jam dari ucapan
sang mahasiswa tersebut. Mengetahui belum ada gejala apa-apa dari
ucapannya, sang mahasiswa ini berkacak pinggang, penuh dengan
kesombongan dan tantangan sembari berkata kepada rekan-rekannya,
“Bagaimana pendapat kalian, bukankah jika memang Allah ada, sudah pasti
Dia mencabut nyawa saya?.”
Para mahasiswapun pulang ke rumah masing-masing. Diantara mereka ada
yang tergoda bisikan syaithan sehingga beranggapan, “Sesunguhnya Allah
hanya menundanya karena hikmah-Nya di balik itu.” Akan tetapi ada pula
diantara mereka yang menggeleng-gelengkan kepala dan mengejeknya.
Sementara si mahasiswa yang lancang tadi, pulang ke rumahnya dengan
penuh keceriaan, berjalan dengan angkuh seakan dia telah membuktikan
dengan dalil ‘aqly yang belum pernah dilakukan oleh siapapun sebelumnya
bahwa Allah benar tidak ada dan bahwa manusia diciptakan secara
serampangan; tidak mengenal Rabb, tidak ada hari kebangkitan dan hari
Hisab. Dia masuk rumah dan rupanya sang ibu sudah menyiapkan makan siang
untuknya sedangkan sang ayah sudah menunggu sembari duduk di hadapan
hidangan. Karenanya, sang anak ini bergegas sebentar ke ‘Wastapel’ di
dapur. Dia berdiri di situ sembari mencuci muka dan tangannya, kemudian
mengelapnya dengan tissue. Tatkala sedang dalam kondisi demikian,
tiba-tiba dia terjatuh dan tersungkur di situ, lalu tidak bergerak-gerak
lagi untuk selama-lamanya.
Yah…dia benar-benar sudah tidak bernyawa lagi. Ternyata, dari hasil
pemeriksaan dokter diketahui bahwa sebab kematiannya hanyalah karena ada
air yang masuk ke telinganya!!.
Mengenai hal ini, Dr.’Abdur Razzaq Nawfal -rahimahullah- berkata, “Allah hanya menghendaki dia mati seperti keledai!.”
Sebagaimana diketahui berdasarkan penelitian ilmiah bahwa bila air
masuk ke telinga keledai atau kuda, maka seketika ia akan mati?!!!.
Sumber: Majalah “al-Majallah”, volume bulan Shafar 1423 H sebagai
yang dinukil oleh Ibrahim bin ‘Abdullah al-Hâzimiy dalam bukunya
“Nihâyah azh-Zhâlimîn”, Seri ke-9, h.73-74
0 komentar:
Posting Komentar