Pengantar
Hadis ini berkisah tengan wafatnya hamba shalih dari Nabi terpilih,
Dawud Alaihis Salam, juga seorang raja agung dan pemimpin yang ditaati.
Malaikat maut masuk ke rumahnya tanpa izinnya, dia menunggu Dawud yang
pulang dari bepergiannya. Dia mencabut nyawanya tanpa didahului penyakit
yang menimpanya, tanpa musibah yang turun kepadanya. Ini mengandung
koreksi terhadap berita tentangnya dalam Taurat dan pembebasan untuknya
dari klaim para penulis Taurat bahwa orang-orang dekat Dawud membawa
gadis cantik pada waktu Dawud sakit lalu wanita itu tidur di pangkuannya
untuk memperoleh kehangatan.
Teks Hadis
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Nabi
Dawud memiliki kecemburuan yang besar. Jika dia pergi pintu-pintu
rumahnya dikunci. Tidak ada seorangpun yangdatang kepada keluarganya
sampai dia pulang.
Suatu hari dia keluar dan rumahnya dikunci. Maka isterinya
meniliti rumah, ternyata ada seorang laki-laki berdiri di tengah rumah.
Dia berkata kepada orang-orang yang ada di rumah, ‘Dari mana orang ini
masuk ke dalam rumah padahal ia terkunci? Demi Allah, kamu akan
ditangkap oleh Dawud.’
Dawud pulang sementara laki-laki itu tetap berdiri di tengah
rumah. Dawud bertanya, ‘Siapa kamu?’ Orang itu menjawab, ‘Saya adalah
orang yang tidak takut kepda raja, tidak ada sesuatu yang menolak aku.’
Dawud berkata, ‘ Demi Allah kamu adalah malaikat maut. Selamat datang
kepada perintah Allah.’ Maka Dawud berlari kecil di tempat nyawanya
dicabut. Ketika urusan Dawud selesai, matahari pun terbit.
Sulaiman berkata kepada burung, ‘Naungilah Dawud.’ Maka ia
menaunginya sehingga bumi menjadi gelap bagi keduanya. Sulaiman berkata
kepadanya, ‘Tariklah sayapmu satu persatu.’” Abu Hurairah berkata
bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunjukkan bagaimana
burung itu melakukannya. Dan Rasul Allah (Dawud) diambil, sementara pada
hari itu yang lebih dominan memberi naungan adalah elang yang bersayap
lebar.”
Takhrij Hadis
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnad-nya (2/419), disebutkan oleh Haitsami dalam Majma’uz Zawaid(8/207), kemudian dia berkata tentang takhrij-nya,
“Diriwayatkan oleh Ahmad, dalam sanad-nya terhadap Al-Muthallib bin
Abdullah bin Hanthab. Dia dinyatakan tsiqah oleh Abu Zur’ah dan lainnya,
dan sisa rawinya adalah rawi hadis shahih.”
Penjelasan Hadis
Hadis ini berkisah tentang kisah wafatnya Nabiyullah Dawud.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah memberitakan bahwa Dawud
wafat dalam keadaan sangat sehat wal ‘afiat tidak sebagaimana yang
diklaim oleh para peletak Taurat. Dalam Safar Muluk disebutkan
bahwa di akhir usianya Dawud menjadi tua renta. Ia hanya bisa terbaring
dan kehilangan kekuatannya. Orang-orang di sekelilingnya menyelimutinya
dengan kain, tetapi dia tetap kedinginan. Lalu mereka menghadirkan
seorang wanita cantik, Dawud tidur dalam pelukannya supaya Dawud merasa
hangat. Dan para penulis Taurat menyebutkan wasiat-wasiat Dawud kepada
anaknya, Sulaiman, sementara dia dalam keadaan hampir mati.
Hadis ini mengoreksi berita wafatnya Dawud yang mereka sebutkan di
dalam kitab mereka. Sebelum wafat, Dawud tidak sakit. Dia tidak
memerlukan seorang wanita cantik untuk mendapatkan kehangatan. Saya
tidak mengerti mengapa orang-orang yang menyelewengkan Taurat begitu
bersemangat mengotori dan menodai sejarah hidup para nabi. Sualaiman,
menurut mereka, adalah tukang sihir penyembah berhala. Luth, meneurut
mereka, berbuat mesum dengan kedua anak perempuannya. Dan Dawud menurut
mereka hanya memperoleh kehangatan dari seorang wanita muda cantik yang
tidur dalam pelukannya sewaktu dia sedang sakit, seolah-olahtidak ada
cara melawan kedinginan bagi raja agung ini kecualai cara itu.
Dawud tidak tua, tidak kehilangan kekuatannya dan tidak sakit. Pada
hari itu Dawud meninggalkan rumahnya sebagaimana yang dia lakukan
setiap hari. Dawud pemilik kecemburuan yang tinggi. Oleh karena itu,
pintu-pintu rumahnya selsalu dikunci setelah dia pergi. Maka tidak
seorang pun yang masuk rumahnya setelah kepergiannya. Ketika Dawud
pergi pda hari itu, isterinya melihat dan memeriksa keadaan rumahnya.
Istri Dawud melihat seorang laki-laki yang berdiri tegak di tengah
rumah. Istri Dawud terheran-heran, bagaimana orang ini masuk, padahal
rumahnya terkunci dengan rapat. Istri Dawud bertanya kepada penghuni
rumah dan pelayannya bagaimana orang ini bisa mausk ke rumah. Dia takut
terhadap kemarahan Dawud jika dia memergoki ada seorang laki-laki di
rumahnya.
Dawud pulang tidak lama setelah itu, sementara laki-laki itu tetap
ada dalam keadaaanya semula tanpa rasa khawatir dan rasa takut. Biasanya
orang –orang akan takut jika bertemu dengan raja, lebih-lebih untuk
memasuki rumah mereka, siapa yang berani?
Dawud bertanya kepada laki-laki itu tentang dirinya. Dia menyebutkan
jati dirinya yang langsung dikenali oleh Dawud. Dia berkata, “Aku adalah
orang yang tidak takut pada raja, tidak ada yang menghalangiku.” Maka
Dawud mengenal cirinya. Dawud berkata, “Jadi kamu –demi Allah- adalah
Malaiakat maut. Selamat datang kepautusan Allah.” Lalu Dawud diambil
nyawa-nya, dia pun wafat.
Nabi menyampaikan bahwa ketika Dawud telah dimandikan, dikafani dan
disiapkan, matahari pun menyinarinya. Sulaiman memerintahkan burung agar
memayungi dengan sayapnya, maka jenazah Dawud terpayungi, begitu pula
para pengantarnya, sehingga matahari tidak berhasil menyusupkan sinarnya
kepada para pengantar. Akibatnya, bumi menjadi gelap. Pada saat itu
Sulaiman memerintahkan agar burung menerik sayapnya. Dan Rasulullah
menunjukkan dengan kedua tangannya bagaimana burung-burung itu menarik
sayap-sayap-nya. Beliau juga memberitakan bagaimana burung elang dengan
sayap yang lebar, yang diberi nama oleh Rasulullah dengan madhrahiyyah, mengungguli burung-burung lain saat memayungi Dawud pada hari itu.
Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis
Pelajaran-Pelajaran dan Faedah-Faedah Hadis
- Hadis ini mengoreksi berita-berita yang disebutkan oleh para ahli sejarah Bani Israil tentang wafanya Dawud. Hadis ini membebaskan Dawud dari tuduhan para penyeleweng Taurat. Di antaranya adalah bahwa Dawud sakit sebelum meninggal dan bahwa orang-orang di sekelilingnya membawakan seorang gadis muda untuk tidur di pelukannya untuk memberinya kehangatan.
- Malaikat mampu menjelma dalam bentuk manusia. Malaikat maut menjelma dalam bentuk seorang laki-laki yang bisa dilihat oleh Dawud dan istrinya.
- Mengenal akhlak mulia yang dimiliki Dawud, yaitu kecemburuan kepada kelaurga.
- Keutamaan Sulaiman dalam menundukkan burung dan memerintahkannya agar memayungi Dawud dan pra pengangarnya di hari yang panas itu sampai di dikubur.
Sumber: Buku “Ensklopedia Kisah Shahih Sepanjang Masa”, DR. Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar, Pustaka Yassir
0 komentar:
Posting Komentar