كتاب
الطهارة
KUMPULAN BAB TENTANG THOHAROH
Pendahuluan.
Sebelum kita masuk dlm pembahasn
ini insyaallah perlu kiranya sy memberikn beberp mukaddimah, mengingat ini
adalh pembahasan fiqih. Dn tlh dimaklumi bg org yg mempelajari ilmu yg agung
ini tdk tersamarkn baginya bhw ini adalh ilmu yg terbentang padanya ruang
ijtihad,hingga qt akan mendaptkn sejumlah perbedaan pendapat dikalangn para
mujtahid ( ulama ) yg qt kenal dgn istilah ikhilaf/khilafiyah. Bgmnkh sikap qt
dlm menyikapai berbagia khilaf dikalangn para ulama itu, tentunya hal ini
mengingatkn qt pd sebuah qaidah :”TDK SETIAP KHILAF ITU DI ANGGAP KECUALI
KHILAF YG MMPUNYAI SISI PANDANG DARI DALIL”. Dgn demikian mk setiap khilaf yg
tdk mmpunyai sisi pandang baik secara bahasa maupun secara nash tdk dpt
dianggap. Unt itu perlu kiranya qt mengenal jenis2 khilaf.
JENIS – JENIS KHILAF
انواع الخلاف =
1 ) Khilaf Tanawu’ adalh :
perbedaan pendpn dikalangn pera ulama yg masing – masing mmpunyai dasar hukum (
dalil ) yg sama2 kuat.Contoh : kita sering dptknkn disebagian msjd bhw ada
sebagian kaum muslimin yg apabila bangkit dari ruku’ mrk brsedekap ( meletkkn
tangan kanan diatas tangan kiri pd dada ). Adapula yg membiarkn kedua tanganya
turun lurus ke bawah disamping kiri dn kanan tubuhnya. Dalam hal ini krn org yg
tdk bersedekap sesudah ruku berpijak pd hadist : Apabila Rasul bangkit dr ruku’
beliau berdiri lurus sampai seleruh tulangnya kembali pd posisi
semula/tempatnya.”(Hr Buhkari , 828).Mrk brkt yg dimaksudkn dgn brdr
lurus…..dst…pd hadist ini adlh berdiri lurus sprt ttkl seseorg akan melakukn
sholat yakni dgn kedua tangn berada disamping kedua sisi tubuhnya ykn kiri dn
kanan tubuhnya dgn tegap lurus hingga tulang2 belakang menjadi lurus. Adapun
kelompok yg bersedekap setelah ruku’ mrk berhujjah dgn hadist :”Kaum muslimin
diperntahkn agar seseorg yg sholat meletakkn tangan kanannya diatas hasta
tangan kirinya dlm shalat.”(Buhkori 740). mrk memahami maksud hadis ini bhw
setiap kali dlm sholt saat berdiri adalh brsedekap,sebagaimana berdiri saat
setelah takbir ratul ihram maupun ttkl bangkit dari ruku’
Catatan :
Dalam menghadapi perbedaan
pendapat yg sprt ini hendaklah qt brlapang dada.krn masing - masing dari kedua
pendapat ini mmpunyai dasar hukum. Tdk boleh saling salah - menyalahkn / sesat –
menyesatkn.
2 ) Khilaf afham adalah :
perbedaan pendapat dikalangn para ulama ttg sebuah dasar hukum dlm pengertian
mrk berbeda dlm memahami nash atau dasar hukum tsb.Contoh : Tatkala seseorg yg
dlm keadaan sholat jk turun sujut apakah dia dia harus meletakkn tangn terlebih
dahulu ataukh lututnya..Mk dlm persoalan ini ada yg brpndpt meletakkn tangan
terlebih dahulu ada juga yg brpendpt lututnya yg harus lebih dahulu.Dasar
prbedaan ini ada pd hadist “Apabila salah seorg dari kalian turun sujud mk
jgnlah dia duduk sprt duduknya unta tp hendaklah dia meletakkn tangannya dahulu
sebelum lututnya.”(Dari Abu Hurairah,riwayat Bukhari dlm tarikhnya,Abu Daud :
840, An Nasa’I : 1091, Ad Darimi : 1321 dll).Mk ada diantara para ulama yg
mengatakn hadist ini terbalik harusnya meletakkn lutut sebelum
tangan.sebagaimana duduknya unta.Hal ini disebabkn krn mrk berselisih ttg mana
yg disebut kaki dn mana yg disebut tangan bagi unta.Ingt para ulama yg hidup di
jazirah arab yg berhari hari melihat unta saja mereka berselisih dlm menentukan
bagian kaki dn tanga bagi unta. Ada sebagian para ulama yg mengamalkn hadist
ini apa adanya yakni meletakkn tangan sebelum lutut tatkala turun sujud.
Catatan
Demikian dlm menghadapi perbedaan
pendapat dikalangan ulama dlm jenis
ini,mk kita harus mempunyai sikap sprt menghadapi khilaf pd jenis pertama yakni
harus berlapang dada.tdk boleh saling sesat – menyesatkn / salah – menyalahkn.krn
masing2 pendapat berdiri pd satu dalil/dasar hokum hanya sj mrk brbeda dlm
memahaminya.
PERINGATAN
Pada contoh khilaf yg pertama dn
kedua ini sy tdk melakukan langkah tarjih/menguatkn salah satu pendapat krn
disini bukan tempatnya.Disini sy hanya membawa contoh unt mendekatkn pemahaman
pd pembahasan.
3 ) Khilaf tadhod adalah :
perbedaan pendapat yg terjadi krn salah satu mempunyai dasar hukum dn yg
lainnnya tdk mempunyai dasar hokum/klu mempunyai dsar hokum mk dasarny tsb jk
berasal dr hadist mk hadist tsb tdk sampai pd derajat yg shohih’atau bias jadi
dasar hokumnya benar ttp salah dlm sisi pendalilan.contoh : Ada sebagian kaum
muslimin biasa mengkhususkn mmbca yasin pd malam jum’at dn sebagian kaum
muslimin yg lainnya melarang hal tsb.Ternyata setelah diteliti dasar hokum yg
dipakai oleh org2 yg melakukn perkara tsb hadist2 yg dijadikn dasar hokum
terhadap pembenarn hal ini semuanya do’if.( untuk memahami hal ini lihat
tulisan sy ttg memahami bid’ah bagian kedua )
Catatan
Dalam menghadapi jenis khilaf yg
ketiga ini kita tdk bias berlapang dada,melainkan kita harus meninggalkan
pendapat yg tdk punya dasar hukum unt kemudian mengambil pendapat yg mmpunyai
dasar hukum. Pada jenis khilaf yg ketiga inilah terjadinya bid’ah.ini merupakan
salah satu sumber terjadinya bid’ah.
Dengan demikian berakhirlah
pendahuluan yg dpt sy sampaikan sebelum memasuki pembahasan inti kita.Berikut
ini kita masuk dlm masalah yg menjadi target pembahasan kita.
Thoharoh secara bahasa adalah :
bersih dn suci dari berbagai hadast.
Adapun thoharah menurt istilah
adalah : menghilangkn hadast atau membersihkan najis.
باب
المياه
JENIS – JENIS AIR
Setiap air yg turun dari langit
atau keluar dari bumi adalah suci dn mensucikan.
“Dan kami telah menurunkn dari
langit air yg suci.”(Al Furqon : 48)
Dan Nabi bersabda ttg lautan
“Suci airnya dn halal bangkainya.”( Abu Daud 83, Tirmizdi 69, An Nasa’I 332, Ibnu
Majah 386, Ahmad 7192, Ibnu Khuzaimah 111, Malik 43, dll )
Dn air itu tetap dlm kesuciannya
meskipun bercampur dgn benda yg suci selama dia masi berada dlm kemutlakannya
yakni masih air mutlak,namanya belum berubah menjadi air the, air kopi, air
susu dan lain sebagainya.Artinya air yg masih dlm kemutlakannya adalah suci dn
mensucikan,adapun jk telah keluar dr kemutlakannya menjadi air kopi, susu, dll
yakni berubah dgn benda yg suci mk air tsb masih tetap suci namun tdk bias
mensucikan.Dalil yg mengatakn bhw air meski bercampur dgn benda yg suci selama
dia masih disebut air mutlak adalah suci dn mensucikan adalah tatkala Rasul
memerintahkan unt memandikan jenazah salah seorg putrinya dgn air yg dicampur
dgn bidara dn pd akhir cucian itu diperintahkn unt mencampur air itu dgn
kaafur/kapur barus.(lihat sahih bukhori no 1253,1261, muslim no 939 ). Sisi
pendalilannya disini adalah daun bidara dn kapur barus itu adalah benda suci yg
dimasukan kedalam air yg digunakn unt memandikn jenazah padahal memandikn
jenazah adalh termasuk mandi besar yg mmbutuhkn air yg suci dn mensucikn,namun
rasul tetap memerinthkn unt mencampur air itu dgn benda2 tsb ini menunjukn bhw
benda suci itu tdk mmpengaruhi air tsb. Ini adalah pendapat terkuat diantara
dua pendapat para ulama. Dasar pijakan dari pendapat ini selain atsar diatas
juga adalah hadist berikut ini
الماء
طهور لا ينجسه شيء Artanya : “Air itu suci dn mensucikan tdk ada
sesuatupun yg bias menajisinya.”(Hr Abu Daud no 67, Tirmizdi no 66, An Nasa’I
no 326 dari Abu Sa;id Al Khudri )
Kemudian jk ditanyakan apa hukumnya air
yg dimasuki benda yg suci kemudian merubah air tsb dari kemutlakannya,misal air
yg dicampur dgn teh, susu, kopi, dan lainnya dari benda yg suci. Jawabnya air
tsb tetap suci tetapi tdk dpt dipergunakan unt bersuci disebabkn dia telah
berubah / keluar dari kemutlakn menjadi air the, air susu, air kaoi, dll. Dalam
hall ini ada hadist dari Abu Umamah Al Bahiliy dgn dua lafadz tetapi hadist tsb
do’if. Teks hadist tsb adalah sbb :
1 ) ان الماء طهور لاينجسه شيء الا
ما غلب على ريحه و طعمه ولونه Artinya : “Air itu suci dn mensucikan tdk ada
sesuatupun yg bias menajisinya, kecuali terjadi perubahan pd bauh, rasa dn
warnanya.”(Hr Ibnu Majah : 521, Daraquthni).Hadist ini dido’ifkn oleh imam Al
Hatim dn yg lainnya krn dlm sanadnya trdpt Risydin bin sa’ad dia seorg tabi’in, alhafizd Ibnu Hajar dlm
talkhisul habir brkt Risydin bin Sa’ad adalh matrukul hadist (hadizsnya
ditinggalkn),imam An Nawawi brkt ahli hadist sepakat atas kedo’ifannya,Ad
Daraquthniy brkt hadist ini tdk kokoh ( lihat subulus salaam 1/20 – 21 )
2 ) الماء طهور الا ما تغير ريحه او طعمه او
لونه بنجاسة تحدث فيه Artinya : “Air itu asalnya suci dn mensucikan
kecuali berubah bauh, rasa, dn warnanya disebabkan krn benda yg najis masuk
padanya.”(Hr Al Baihaqiy 1/259 – 260) hadist ini dalam sanadnya(nara
sumber)terdapat seorg rawi yg bernama Baqiyah bin Walid dia adalah seorg
mudallis(org yg suka menyembunyikan cacat seorg rawi), bahkan tadlisnya sangat
parah yakni tadlis tasywiyah.Dan perlu diketahui bhw dlm ilmu hadist jk seorg
mudallis meriwayatkn sebuah hadist dgn lafadz ‘an( ( عنmk riwayat tsb dianggap do’if,dan
dlm riwayat ini Baqiyah mengambil hadist ini dari bapaknya dgn lafadz ‘an ( من طريق بقية بن ااولد عن ابه )sehingga
hadist ini dinilai do’if oleh para ulama diantaranya Al ‘allamah Al Bani dlm
silsilah Ad – Do’ifah no 2644.Dgn demikian mk tambahan dlm hadist Abu Umamah
ini dari seluruh jalannya do’if, namun telah terjadi ijma ttg maknanya.
قال
الصنعانى : فالاجماع هدا دليل على نجاسة ما تغيراحد اوصفه لاهده الزياده
Berkata Imam Shon’ani : “Mk ijma’
ulama sebagai dalil bhw air yg berubah salah satu sifatnya krn kemasukan benda
najis adalah berubah menjadi air yg najis,bukan krn tambahan ini(tambahn yg ad
dlm riwayat Abu Umamah tsb).”
Artinya telah terjadi kesepakatn
di antara para ulama bhw air yg suci apabila kemasukan benda yg najis dn benda
najis tsb merubah salah satu sifat dari air itu tsb, mk air itu berubah menjadi
air yg najis.Hingga ijma / kesepakatan para ulama inilah yg menjadi dalil
/dasar hokum bagi kita bukan tambahan yg ada di hadist Abu Umamah tsb disebabkn
krn hadist itu do’if dan kita tdk boleh menjadikn hadist do’if sebagai dasar
hukum.Demikianlah hasil pembahasan saya dlm masalah ini semoga bermanfaat bagi
kita semua insyaallah.
Insyaallah kita akan melanjutkan
pada pembahasan berikutnya dgn hokum menggunakan air panas unt bersuci….
Akhir kalam wallahu waliyut taufiq……
0 komentar:
Posting Komentar